PENGECATAN
A. PENGERTIAN PENGECATAN
Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau
bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras
dengan cara mengeringkannya.
B. FUNGSI PENGECATAN
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi , dan juga perbaikan bagian luar kendaraan . Pengecatan harus sempurna karena
jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan
terkorosi.
C. TEKNIK PENGECATAN
1. Pengecatan Sistem Manual
Komponen penting dari pengecatan sistem manual adalah Kompresor udara sebagai alat penghasil udara bertekanan, transformer udara sebagai pengatur tekanan udara yang akan digunakan untuk proses pengecatan dan juga berfungsi untuk menyaring minyak dan air yang masuk ke selang yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Spray gun berfungsi sebagai pengkabut cat, mendorong dan mengarahkan cat pada benda kerja, mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta beberapa fungsi lain,
Prinsip
dasar dari pengecatan manual adalah:
a. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan, posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo orangnya kidal dibalik aja.
b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
c. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan 15-20 cm untuk cat plastik.
d. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal atau horisontal.
e. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan penyemprotan yang kedua.
Teknik ini pernah ane liat buat ngecat bottom case-nya shockabsorber buatan Showa…sama dipake sama proses pengecatan aftermarket.
2. Pengecatan dengan sistem celup (dipping)
Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat.
a. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan, posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo orangnya kidal dibalik aja.
b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
c. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan 15-20 cm untuk cat plastik.
d. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal atau horisontal.
e. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan penyemprotan yang kedua.
Teknik ini pernah ane liat buat ngecat bottom case-nya shockabsorber buatan Showa…sama dipake sama proses pengecatan aftermarket.
2. Pengecatan dengan sistem celup (dipping)
Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat.
Beberapa
keuntungan untuk sistem dipping ini:
a) Peralatan sederhana
b) Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c) Dapat diotomatisasikan
d) Cat yang terbuang sedikit
Kerugian untuk sistem dipping:
a) Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih tebal.
b) Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama.
c) Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam keadaan bersih dan kering.
d) Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua.
Teknik ini ane pernah liat diproses pengecatan body mobil Suzuki, kayanya ini yang paling banyak dipake di perusahaan manufaktur.
3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda kerja lebih banyak
a) Peralatan sederhana
b) Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c) Dapat diotomatisasikan
d) Cat yang terbuang sedikit
Kerugian untuk sistem dipping:
a) Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih tebal.
b) Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama.
c) Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam keadaan bersih dan kering.
d) Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua.
Teknik ini ane pernah liat diproses pengecatan body mobil Suzuki, kayanya ini yang paling banyak dipake di perusahaan manufaktur.
3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda kerja lebih banyak
4.
Pengecatan dengan sistem aliran (flow coater)
Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat. Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back mirror. Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan kecepatan aliran tirai cat.
Keterangan
A. Filer
B. Coating Head
C. Infeed Conveyor
D. Catch Basin
E. Pump
F. Reservoar Tank
G. Outfeed Conveyor
Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat. Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back mirror. Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan kecepatan aliran tirai cat.
Keterangan
A. Filer
B. Coating Head
C. Infeed Conveyor
D. Catch Basin
E. Pump
F. Reservoar Tank
G. Outfeed Conveyor
5. Elektro
Deposition Painting (EDP)
Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan metal yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya tahan terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif merata.
Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan metal yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya tahan terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif merata.
D. Kegunaan Cat
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan
untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan
melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua
jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk
membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi
(marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air).
E. PROSES PENGECATAN
Proses cat adalah bagian dari proses kerja yang sangat penting dan vital,
karena cat adalah bagian pertama yang terlihat oleh mata. Dalam memperoleh
hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh bahan cat yang berkualitas,
tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang memenuhi syarat. Tanpa
memperhatikan tiga poin tersebut kerap terjadi kegagalan seperti : cat
keriting, warna belang (tidak sama), partikel silver tidak sama/rata,
penyemprotan cat yang tidak merata, kurangnya tingkat glossy dari pernish
(clear coat) yang digunakan dan lain sebagainya.
Bahan-bahan
cat dan clear coat (pernish) yang dilengkapi anti UV, glossy yg tinggi, keras,
anti gores dan wet look, adalah rekomendasi utama kami. Baik atau tidaknya
kualitas bahan yang digunakan akan terlihat setelah 3 s/d 6 bulan, umumnya
terjadi perubahan pada cat yaitu menjadi kusam akibat terjemur matahari ataupun
kondisi clear coat (pernish) mudah tergores.
Saat ini
anda dapat memilih dari sekian banyak merk-merk cat & pernish yang beredar
di pasaran. Ada 2 (dua) type cat & pernish yang perlu anda ketahui, yaitu :
- Polyurethane
- Acrylic Lacquer
a. Jenis Polyurethane Paint/Clear
- Polyurethane
- Acrylic Lacquer
a. Jenis Polyurethane Paint/Clear
adalah pilihan Cat/Pernish yang paling
populer. Cat/Pernish ini dapat bertahan sangat lama dan menghasilkan hasil
akhir yang high gloss (mengkilat), selain itu cat/pernish polyurethane tahan
terhadap bahan kimia (thinner) dan lebih tahan terhadap goresan/scratch body.
Cat/Pernish Polyurethane memiliki kandungan bahan berkualitas tinggi dan proses
pengeringannya tidak secepat cat/pernish acrylic, sehingga dapat menghasilkan
permukaan cat/pernish yang rata dan hasil yang high gloss. Cat/Pernish
Polyurethane lebih mudah diaplikasikan dan menggunakan thinner
polyurethane extra slow.
b. Jenis Acrylic Lacquer Paint/Clear
kalau bisa dihindari, karena walaupun
lebih murah & proses repaint lebih cepat tetapi hasilnya tidak awet &
cepat kusam; hanya dapat bertahan ± 6 bulan ~ 1 tahun; sehingga jika ada
penawaran cat/pernish dengan harga murah, maka perlu cek material yang digunakannya.
Cat/Pernish Acrylic Lacquer menggunakan thinner yang cepat kering seperti
Thinner A atau ND. Cat jenis ini tidak tahan dengan bahan kimia/thinner dan
kurang tahan terhadap goresan/scratch body.
G. CARA MENGECAT
Cara
mengecat motor/mobil yang baik yaitu:
1.
Ampelas
terlebih dahulu bagian yang akan dicat dengan ampelas(krtas gosok) ukuran 800
yang warerproof, kemudian dihaluskan
dengan ampelas
ukuran/no. 1000.
2.
setelah
permukaan telah digosok dengan ampelas cuci bagian yang akan dicat dengan air
bersih, dikeringkan dengan kain, dan dipanaskan dibawah terik matahari sampai
benar2 kering.
3.
cat
permukaan yang dikehendaki dengan Epoxy
setlah kelar jemur bagian yang tercat tadi kemudian gosok lagi dengan ampelas
dengan ampelas ukuran 1200, dan jangan sampai habis cukup sampai rata
permukaannya.
4.
setelah
diampelas cuci bagian tersebut dengan air bersih dan jemur hingga kering dan
dibersihkan dengan kain yang lembut seperti kain kaos.
5.
kemudian
masuk pada tahap pengecatan dengan menggunakan cat dasar yang diinginkan bisa
putih atau abu2, saya biasa menggunakaan merk Avian atau steelgloss dan dicat
ditempat yang terbuka agar terkena matahari langsung dan hindari media debu,
setelah dicat jemur bagian tsb hingga benar2 kering, dan ampelas lagi untuk mendapatkan
hasil yg maksimal, namun dgn ampelas no.>1200 dan perlu diingat proses
pengampelasan cukup tipis2.
6.
masuk dalam
proses pewarnaan pilih warna sesuai yamg diinginkan dan campuran untuk cat
lebih diencerkan biasa sy memakai ukuran 1liter cat banding 4liter Thiner Super
A, dan dalam proses pengecatan cukup 1kali menarik spoit cat jangan diulang2
agar kelihatan rata.kemudian jemur hingga bener2 kering.
7.
apabila
dalam pengecatan untuk warna-warna bukan dop seperti warna metalik hasil
pengecatannya sedikit tidak rata atau seperti meluber bagian yang tidak rata
catnya diampelas lagi setelah kering dengan ampelas ukuran 1000 rata lagi
catnya kemudian di cat lagi.
8.
setelah
kering barulah kita memasuki proses pernis agar hasil bgus pilih pernisnya
dengan merk2 yang bagus seperti Avian S4000 Atau Blinken dan hasilnya kendaraan
kita seperti dikasih minyak mengkilap walau tak dicuci.
H. TIPS MERAWAT CAT MOBIL
Menebak usia sebuah mobil dari warna catnya dapat dilakukan, walaupun tidak begitu akurat, tetapi kita dapat menebak usia sebuah mobil yang warna catnya sudah pudar adalah mobil tua. Proses pemudaran warna cat dan penurunan kualitas warna cat mobil merupakan suatu hal yang alami. Beberapa penyebabnya antara lain sinar Ultra Violet (UV) dan bahan kimia.
Menebak usia sebuah mobil dari warna catnya dapat dilakukan, walaupun tidak begitu akurat, tetapi kita dapat menebak usia sebuah mobil yang warna catnya sudah pudar adalah mobil tua. Proses pemudaran warna cat dan penurunan kualitas warna cat mobil merupakan suatu hal yang alami. Beberapa penyebabnya antara lain sinar Ultra Violet (UV) dan bahan kimia.
1.
Bahan Kimia
Penyebab yang satu ini sering tidak disadari oleh pengguna kendaraan karena memang minimnya informasi. Bahan kimia dapat merusak warna cat mobil biasanya karena menyentuh body (badan) kendaraan kita dalam wujud yang sudah tidak asing lagi. seperti polutan udara, kotoran burung, serangga, pemoles mobil, garam, dan lain-lain.
Penyebab yang satu ini sering tidak disadari oleh pengguna kendaraan karena memang minimnya informasi. Bahan kimia dapat merusak warna cat mobil biasanya karena menyentuh body (badan) kendaraan kita dalam wujud yang sudah tidak asing lagi. seperti polutan udara, kotoran burung, serangga, pemoles mobil, garam, dan lain-lain.
2.
Polutan
Udara
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa udara banyak mengandung zat kimia dalam wujud gas. Khususnya dilingkungan yang tinggi polusi udara seperti di beberapa kota besar seperti Jakarta ini, kandungan asam nitrat (HNO3) terbilang tinggi. Asam nitrat ini bersifat merusak cat mobil anda baik dalam wujud gas maupun cair (saat terbawa hujan).
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa udara banyak mengandung zat kimia dalam wujud gas. Khususnya dilingkungan yang tinggi polusi udara seperti di beberapa kota besar seperti Jakarta ini, kandungan asam nitrat (HNO3) terbilang tinggi. Asam nitrat ini bersifat merusak cat mobil anda baik dalam wujud gas maupun cair (saat terbawa hujan).
3.
Kotoran
Burung
Kotoran burung yang menempel di body mobil sebenarnya mudah untuk dibersihkan jika masih basah, tetapi kita sering kali meremehkan atau memang tidak sempat untuk segera membersihkannya. Yang sulit untuk dibersihkan kalau kotoran tersebut sudah mengering, hati-hati bila membersihkan kotoran burung yang sudah mengering dan menjadi keras, bila tidak ingin menggores cat mobil Anda saat membersihkannya.
Kotoran burung yang menempel di body mobil sebenarnya mudah untuk dibersihkan jika masih basah, tetapi kita sering kali meremehkan atau memang tidak sempat untuk segera membersihkannya. Yang sulit untuk dibersihkan kalau kotoran tersebut sudah mengering, hati-hati bila membersihkan kotoran burung yang sudah mengering dan menjadi keras, bila tidak ingin menggores cat mobil Anda saat membersihkannya.
4.
Pemoles
Mobil
Meskipun bertujuan untuk mencerahkan warna cat mobil, tetapi Anda harus berhati-hati dalam memanfaatkan pemoles mobil karena cara kerja dari pemoles mobil yang banyak beredar dipasaran dengan mengikis lapisan cat dengan menggunakan bahan-bahan abrasive. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan usia cat mobil berkurang. Oleh sebab itu sebisa mungkin hindari penggunaan pemoles mobil (car polish).
Meskipun bertujuan untuk mencerahkan warna cat mobil, tetapi Anda harus berhati-hati dalam memanfaatkan pemoles mobil karena cara kerja dari pemoles mobil yang banyak beredar dipasaran dengan mengikis lapisan cat dengan menggunakan bahan-bahan abrasive. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan usia cat mobil berkurang. Oleh sebab itu sebisa mungkin hindari penggunaan pemoles mobil (car polish).
5.
Garam
Kandungan garam yang cukup tinggi pada air akan membahayakan, karena garam akan mempercepat proses korosi
Kandungan garam yang cukup tinggi pada air akan membahayakan, karena garam akan mempercepat proses korosi
Tips untuk
Perawatan :
1.
Untuk
menghindari terkena sinar UV terlalu banyak, agar sebisa mungkin parkir
kendaraan Anda di tempat yang teduh dan terhalang dari sinar matahari langsung,
bila memang akan meninggalkan mobil dalam waktu yang lama di tempat yang
terkena sinar matahari langsung, ada baiknya Anda menutupi mobil Anda dengan
panutup mobil (car cover).
2.
Cuci mobil
secara teratur.
Ada baiknya mencuci mobil minimal 2 minggu sekali untuk menghindari penumpukan polutan dan bahan kimia yang dapat merusak warna cat mobil Anda. Dan gunakan sabun khusus untuk mencuci mobil dengan pH ballance, dan jangan mencuci mobil dengan sabun pencuci piring karena akan mengikis lapisan (coating) cat mobil Anda.
Ada baiknya mencuci mobil minimal 2 minggu sekali untuk menghindari penumpukan polutan dan bahan kimia yang dapat merusak warna cat mobil Anda. Dan gunakan sabun khusus untuk mencuci mobil dengan pH ballance, dan jangan mencuci mobil dengan sabun pencuci piring karena akan mengikis lapisan (coating) cat mobil Anda.
3.
Beri
lapisan Wax
Penggunaan wax sangat baik karena akan melindungi lapisan cat mobil dari sinar UV dan polutan lainnya. Lakukan waxing secara teratur sekitar 2-3 bulan sekali untuk membarikan perlindungan extra.
Penggunaan wax sangat baik karena akan melindungi lapisan cat mobil dari sinar UV dan polutan lainnya. Lakukan waxing secara teratur sekitar 2-3 bulan sekali untuk membarikan perlindungan extra.
I. Bahan Penyusun Cat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan
bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan
(liquids). Dengan bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi
cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang tertinggal di
permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids
terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa
properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder
(perekat). Untuk lebih mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun
cat ini diklasifikasi menjadi empat bagian besar yaitu carrier/pembawa,
pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif.
J. Jenis Cat
Jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam,untuk mengklasifikasikannya
bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya sampai kegunaannya.
Jika cat
diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-based). Untuk
pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut
memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat epoksi, jika
memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai binder melamine
dinamakan cat melamine, begitu seterusnya.
Dari
peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat
genteng, cat kapal, cat kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan sebagainya
k. bahan pemolesan otomotif
Bahan untuk
refinishing/pemolesan adalah sebagai berikut :
a. Wheatstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
b. Amplas(sand paper)
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
1) Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi
panjang.
2) Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
3) Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
4) Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar nomor grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
a. Wheatstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
b. Amplas(sand paper)
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
1) Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi
panjang.
2) Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
3) Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
4) Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar nomor grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
5) Material
sanding tipe lain
Di samping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material
dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif,
partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena
fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding
permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak
mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang
tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.
c. Buffing compoud
adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya
tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing
compounds kasar dan halus. Tipe dan karakteristik dari buffing compounds:
Buffin
Partikel
Solvent
Additive
d. Buffers
Buffin
Partikel
Solvent
Additive
d. Buffers
adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan
bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi
menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk
menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer
kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus
digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil,
misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda
pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer
ataupun buffing compound).
e. Polisher
ataupun buffing compound).
e. Polisher
adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher
digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe
elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.